Bulan Juli, bulan paling berkesan dalam hidup
Rani dan Jhony. Bulan Dimana mereka pertama kali bertemu. Mereka kenal melalui
grup penerimaan siswa baru. Awal mulanya Jhony bertanya kepada
Rani melalui pesan pribadi. Basa-basi bertanya kapan mulai masuk sekolahnya dan
apa saja yang perlu dipersiapkan ketika akan masuk sekolah nantinya. Saat itu
posisinya Rani baru putus dengan mantan kekasihnya, Reyhan. Rani masih
belum bisa melupakan mantan kekasihnya itu padahal Ia sudah tahu bahwa Reyhan
sudah memiliki pasangan baru yaitu sahabatnya.
Jhony datang diwaktu yang tepat, Rani
menceritakan semua masalahnya kepada Jhony teman barunya itu. Tak mungkin Rani
berani bercerita kepada sahabatnya yang bernama Maulida. Karena sahabatnya kini
sudah menjadi pasangan mantan kekasihnya. Obrolan Rani dan Jhony membawa
kenyamanan. Sampai disitu Rani dan Jhony memutuskan untuk bertemu sebelum hari
masuk sekolah tiba.
Pertemuan pertama pada malam ini bulan Desember 2020. Angin yang
sejuk membuat malam menjadi dingin. Rani dan Jhony pergi bersama di sebuah Cafe
ternama. Rani menceritakan keluh kesahnya kepada Jhony. Air mata tak terasa
keluar dari mata Rani yang cantik dan membasahi pipi chubbynya. Jhony
berusaha menenangkannya dan mengusap air matanya. Johny sepertinya pria
baik-baik menurutnya.
Musik dengan judul mantan terindah karya
Yovie Widiyanto di cafe itu semakin membuat haru suasana. Bukan karena Reyhan
adalah mantan terindahnya, tapi karena memang suasana sehabis putus itu untuk
saat ini membuat Reyhan seperti takkan terlupakan. Candaan Jhony mulai
menyelimuti suasana menjadi riang. Air mata sudah mulai mengering, bibir yang
cantik semakin nampak cantik dihiasi senyumannya.
Jhony pergi sebentar memesan minuman dan
membelikan coklat untuk perempuan cantik tersebut.
“Ini coklat untukmu.” Jhony menyodorkan
coklat kepada Rani.
“Baik sekali, padahal baru awal ketemu. Apa
alasanmu baik padaku?” ucap Rani.
“Emm…
Mengapa jadi baik harus punya alasan?” jawab Jhony dengan singkat.
Setelah jam di handphone menunjukkan pukul 21.30 Rani mengajak Jhony pulang. Kegelisahan, kesedihan, kegaduhan di hati Rani sudah sedikit hilang. Mereka pulang menaiki motor Jhony. Udara yang dingin saat pulang membuat Rani nampak kedinginan. Jhony melepas jaket yang ia pakai dan memberikannya kepada Rani tapi Rani menolaknya.
“Bagaimana bisa aku membiarkan yang punya jaket kedinginan sedangkan
aku hangat dengan jaket miliknya?”
Sahut
Jhony, “Bagaimana aku membiarkan perempuan kedinginan sedangkan aku laki-laki?”
Tanpa banyak bicara Jhony langsung memakaikan
jaket ke punggung Rani. Dengan sungkan Rani memakainya. Angin sepoi-sepoi dan
suara sepeda milik Jhony membuat suasana menjadi menenangkan. Sesampainya di
rumah Rani, Jhony meminta maaf kepada ibunya Rani karena ia membawa anak gadis
cantiknya pulang terlalu malam.
3 hari lagi adalah hari pertama mereka masuk
sekolah. Hari ini Jhony datang ke rumah Rani untuk mengerjakan tugas yang
diberikan osis di grup penerimaan siswa baru tersebut. Mereka berdua bisa
dibilang sangat kompak dalam mengerjakannya meski ada sedikit konflik yang
menghiasi.
“Ran, Gue mau beli makanan sebentar ya, buat
kita makan habis ini.” Jhony sudah bersiap memegang kunci motor.
“Yaudah sana pergi.” Rani mengusir Jhony
dengan nada bercanda.
5 menit kemudian Jhony kembali dengan membawa
makanan serta es krim untuk mencairkan suasana.
Jhony memang orangnya mudah bersosialisasi,
asik, membuat lawan bicaranya merasa nyaman apabila berada dekat dengannya. “Jangan
sampai deh gue suka sama Jhony,” gumam Rani dalam hati. Kata Rani, “Amit-amit.”
Jhony yang mendengar itu dan bertanya,
“Maksud lo?”
“Gua kan lagi ngomong sama semut.” Rani
menunjuk bungkus es krim yang dikerubungi semut.
“Dasar aneh,” ucap Jhony. Setelah
selesai mengerjakan tugasnya, sang Playboy tampan yang bernama Jhony itu pamit
pulang.
“Ngapain buru-buru pulang?” tanya
Rani.
“Mau latihan Beb,” jawab pria itu.
“Idih….” Rani bingung mengapa Jhony
memanggilnya seperti itu.
“Wleee….” Jhony mengejek dengan mengedipkan
satu mata sambil melet.
Maulida, adalah sahabat sekaligus kekasih Reyhan mantannya Rani menceritakan tentang seberapa playboynya pria itu dan semua latar belakang Jhony ia ceritakan pada Rani. Maulida melarang sahabatnya terlalu dekat dengan Jhony playboy tamban itu.
Rani tidak peduli karena dia pikir Maulida cuma iri
dengannya, Rani menganggap bahwa Maulida tidak ingin melihatnya bahagia. Oh iya
Jhony adalah atlet silat, ia menang di berbagai perlombaan. Bulan Juli nanti
dia akan lomba mewakili provinsi. Meskipun masih mewakili provinsi tapi kata
teman Rani medali di rumahnya sudah sangatlah banyak.
“Pantas saja mantannya banyak,
medalinya juga banyak sih,” gumam Rani.
Handphone Rani berbunyi, Rani bergegas
mengambilnya. Ternyata yang menelpon adalah Jhony. Rani langsung mengangkat
teleponnya.
“BTW nanti malam sibuk nggak? temenin gue
jalan dong, cari angin.” Jhony berusaha mengajak Rani jalan.
Rani menolaknya, “Enggak ah Jhon, besok kan
sekolah.”
Jhony tetap mencari alasan agar Rani Jalan
dengannya malam nanti. “Maka dari itu temenin gue cari perlengkapan sekolah.
Gue belum punya buku dan perlengkapan yang lain. Bisa kan lu temenin gue? Jam 7
malam gue jemput,”jawab Jhony lalu menutup telfonnya.
Malam pun tiba, Jhony datang ke rumah Rani
dengan maksud untuk menjemputnya. Tanpa menunggu lama, Rani sudah siap di depan
rumah sambil duduk di kursi kayunya. Tanpa basa-basi Rani langsung naik
kendaraan milik Jhony. Di perjalanan, Jhony memainkan gas sepeda motornya
supaya Rani merangkulnya.
“Eh yang bener dong kalau naik motor,
nanti jatuh gimana?” Rani membentaknya.
“Kalau nggak mau jatuh ya pegangan, lo
bisa pegangan kan?” Jhony mengkode Rani.
“Dih nyari kesempatan ya lo?” Perempuan itu
sedekap seperti tidak mau menyentuh Jhony.
“Yaudah Awas aja kalau jatuh.” Jhony
nyengir keliatan dibalik spion motor.
Pria itu mengerem mendadak sepeda motornya
membuat wanita yang bernama Rani itu memeluknya erat akibat ketakutan.
“Woy, bisa bawa motor nggak sih Jhon?” bentak
Rani.
“Bawel lo, tuh lihat ada tikus lewat.”Jhony
menunjuk tikus yang tidak ada. Itu hanya alasan Jhony saja supaya Rani
merangkulnya.
Setelah sampai di sebuah toko buku dan
peralatan sekolah, Rani yang pilihkan semua kebutuhannya tinggal Jhony yang
membayarnya. Ketika sudah selesai memilih semua kebutuhan, saatnya bawa
belanjaan ke kasir.
“Eh tunggu sini sebentar ya, gue mau cari
minum.” Jhony pergi cari minuman.
“Oke…,” setelah itu mereka berdua keluar dari
toko tersebut.
Entah mengapa bukan air yang diambil, tapi malah dia mengambil es krim dan memberikannya kepada Rani. Melihat Rani memakan es krim belepotan membuat pria itu tertawa dan bergegas mengelap dengan tangannya.
Tatapan dalam di lemparkan oleh Jhony kepada Rani. Nampak dada Jhony
berdetak kencang seperti sedang jatuh cita. Namun ternyata kaki Jhony terinjak
kaki Rani sehingga dia tidak bisa menggerakkan kakinya tapi juga Jhony tidak
mau menganggu Rani menikmati es krimnya.
Dalam waktu 2 hari gadis itu mampu membuat
pria playboy jatuh hati padanya. Tanpa berpikir panjang pada malam itu juga pria
tersebut menyatakan cintanya kepada gadis yang galau itu dengan harapan semoga
dia juga menyukainya. Gadis itu bertanya-tanya kebingungan mengapa secepat ini
dia jatuh cinta padanya. Ataukah benar memang kata Maulida, karena dia playboy
jadi ngomong seenaknya?
Tanpa menjawab, Rani langsung angkat bicara, “Antar
gue pulang sekarang!”
Dalam perjalanan pulang sepatah kata pun tak
keluar dari mulut mereka. Rasa canggung mulai menghiasi perjalanannya.
Sesampainya dirumah, Rani berfikir mengapa tidak menerimanya saja, toh sekarang
dia butuh sosok yang menggantikan Reyhan.
Setelah mereka resmi pacaran, Maulida sahabat
Rani pun tak lama mendengar kabar itu dari teman-teman lainnya. Maulida sangat
heran dan menanyakan mengapa Rani se nekat itu menerimanya padahal mereka baru
kenal.
“Jalani saja,” jawab Rani singkat.
“Emang dengan kata jalani saja lo bisa
bahagia?” Maulida menjawab dengan tatapan tajam.
“Setidaknya ini bisa bikin lo iri,” Rani sambil sedikit tertawa jahat.
Sambung Maulida, “Dengar baik-baik ya Ran,
bukan gua iri sama lo, tapi gue peduli. Gimana kalau dia nyakitin lo.”
“Apa urusan lo, mantan gue Reyhan kan udah lo
embat, bilang aja kalau lo juga mau rebut Jhony dari gue,” ucap Rani dengan
nada tinggi.
Tak lama kemudian Rani bertemu Jhony duduk
berdua bersama perempuan yang tidak ia kenali di sebuah taman pada sore itu. Sudah
sangat terlihat bahwa Jhony hanya main-main dengan Rani. Rani menghampiri Jhony
yang sedang duduk di taman itu. Rani duduk di tengah-tengah mereka berdua dan
menyapa,
“Hai sayang, eh ini siapa?” sambil menunjuk
wanita yang bersama Jhony tersebut.
Wanita itu kaget dan berkata, “Ini siapa
Jhon? kenapa dia manggil sayang?”
Rani menyahutnya, “Kenalin, gue pacarnya
Jhony.”
Setelah mendengar itu wanita tersebut
memutuskan hubungannya dengan Jhony playboy tampan itu dan meninggalkan mereka
berdua ditaman. “Lo nggak bakal ninggalin gue kan, Ran?” Pria itu menanyakan
kepastiannya kepada Rani.
“Sekarang gue tanya nih. Mana ada orang yang
mau diduakan? Yap, jawaban lo tentu saja hanya orang bodoh yang mau. Sekarang
kebenarannya gue nggak mau jadi orang bodoh itu,” tutur Rani.
“Lo maunya gimana?” tanya Jhony.
“Putus lah. Bodoh banget gue mertahanin lo.”
Rani pergi meninggalkan Jhony sendirian di taman itu.
Perasaan bersalah kepada Maulida kini
menghantui pikiran Rani. Maulida hanya menyelamatkan hatinya dari pria playboy
itu namun Rani malah berpikir yang bukan-bukan tentang Mulida. Rani mengakui
kesalahannya dia meminta maaf kepada Maulida dan berterimakasih karena sudah
menjadi sahabat yang benar-benar sahabat.
Terciptanya
hubungan jangan hanya karena ego semata. Hatimu yang luka belum tentu orang
baru adalah obatnya.
“Hallo, Hikmah apa yang bisa kalian ambil
dari cerita ini?”
Hehehe maaf guys kata-katanya agak rancu.
Semoga kalian bisa paham ya..
Tidak sedikit pastinya yang suka membaca
cerita-cerita pendek seperti ini.
Dengan adanya cerpen ini supaya mendorong kalian yang mempunyai hobby membaca agar segera menulis. Semangattttt……
Nama :
Zumrotus Sa’diyah
ID Instagram :
zumrotussadiyah_305
Tidak ada komentar:
Posting Komentar